Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Saturday, June 28, 2014

Infinity: Bab 3 Ingatan yang diringkas #3 ( jilid 1 )

Share
Aku memastikan waktu untuk menyesuaikan jadwal yang ada di kertas jadwalku. Waktu sekarang sudah 
menunjukan pukul 07.55 AM. Itu menandakan bahwa pengarahan ini sudah berjalan 20 menit semenjak awal intruksi di berikan.

Jika pengarahan ini di berikan secara menyeluruh kenapa tidak di laksanakan sebelum hari H.

Durasi yang di butuhkan cukup lama.

Di tambah lagi cuaca hari ini sangat terik dan juga panas.

Suhu tubuhku naik dan aku mulai mengibas ngibaskan bajuku untuk mengurangi suhu yang mulai melebur di beberapa bagian tubuhku.
Tempat yang di tentukan untuk berkumpulpun tidak strategis. Apalagi barisan murid murid yang berkerumun ini menghalangi jalan masuk menuju sekolah.

“ Panas sekali hari ini ya.”
Ehhk— salah satu teman satu bis ku menyapa terlebih dahulu dengan suara yang semangat dan wajah gembira. Dia bernama Kasuhi Rohan. Orang orang biasa memanggilnya kasuhi saja. Dia mempunyai tatanan rambut yang lucu dan aneh. Penampilanya agak mencolok dengan kontras warna baju yang tidak sepadan.

“ Sepertinya begitu.Hehe~” Aku tertawa kecil untuk menyelaraskan pembicaraan.

Saat ini aku dan kasuhi berada di barisan paling belakang kerumunan pengarahan.
Dengan batasan pendengaran yang tidak dapat kita jangkau. Kita hanya bisa diam dan juga menunggu selesainya pengarahan yang memakan waktu cukup lama.
Aku sedikit gelisah karena aku tidak bisa memastikan informasi yang sedang di sampaikan saat ini.
Sesekali aku bertanya kepada salah seorang teman satu bisku yang berada sedikit jauh ke depan, dan hasil dari penyampaian yang dia berikan tidak begitu mengerti apa yang sedang di bicarakan.
Itu bersifat wajar.

Mungkin mereka juga tidak terlalu paham dengan apa yang sedang disampaikan. Karena keterbatasan pendengaran suara yang tidak terjangkau sampai disini.

“ Ahkk sial. .” Aku memukul paha ku dengan tanganku yang sedari tadi mengenggam erat.
“ Kau tidak perlu khawatir. Tenang saja “ kasuhi menyela dengan nada yang cukup semangat.
“ Aku sudah paham dengan semua pengarahan dari guru pembimbing. Sepertinya di tengah sana ada masalah”

Kasuhi menambah perkataanya yang membuat gelisahku perlahan hilang.

Lalu –

Yang aku pikirkan kenapa dia paham itu cukup sulit untuk di mengerti. Itu yang membuat rasa gelisah ku mulai menghilang.
Maksudku dia sedikit misterius dari orang biasanya. Dia selalu semangat terhadap segala hal yang dia hadapi.
Kalian bisa bandingkan kasuhi dengan barisan yang berada tepat di depanku. Mereka yang serius mendengarkan dengan Kasuhi yang hanya santai di belakang dengan tangan menyilang di sekitar dada.
Aku sedikit bingung bagaimana dia bisa paham dengan pembicaraan yang tidak dapat dia dengarkan.

 “ Lalu – “

“ Hmmmh ?”

“ YaHh, Yang kamu maksudkan seperti masalah ? –
Apa keberangkatan kita tertunda karena ada sesuatu? “

“ Itu bisa juga di katakan serupa—
 Hmmm namun masalah spesifiknya hanya karena dua orang dari bus kita. Seperti itulah ”

Dia menjelaskan keadaan dengan kata-kata yang banyak rumpang.
Aku memikirkan maksud dari perkataanya. Mungkin maksud dari perkataanya adalah masalah yang terjadi adalah karena ada dua orang dari grup bis kita yang belum hadir untuk memulai keberangkatan. Karena sejak 20 menit tadi pengarahan ini belum juga sampai di titik selesai.
Kalau aku tidak salah mengingat. Sebelum keberangkatan ini guru pembimbing pernah menegaskan akan meninggalkan murid murid yang terlambat menghadiri pengarahan yang sekarang di berikan.
Jadi itu berarti bahwa murid ini orang yang penting karena memiliki tugas dan murid ini juga sudah paham karena tidak perlu menghadiri pengarahan yang sudah di berikan. 

“ Hhhh— sudah— lama ya ? .“

Suara yang tak terduga tiba tiba datang dan memecah pemikiranku. Aku melihat kearah laju datangnya suara dan ternyata suara yang terasa sedikit terbatah bata itu berasal dari salah seorang teman satu bis ku Katsu.

“ Ehkk.. Sekitar 20 menit sejak kita berkumpul.” Aku reflek menjawab sesuai dengan yang ada di pikiranku.
Aku melihat katsu sedikit mengeluarkan keringat. Sepertinya dia baru menghabiskan waktu berharganya di bawah teriknya matahari. Entah apa yang dia lakukan tanpa balas dia langsung masuk menerobos kerumunan murid yang sedang mendengarkan pengarahan.
Terlihat Kasuhi berdiri tegak memperhatikan katsu setelah dia duduk berkerudung di balik bayangan.

 “ Ahhh kasuhi ?.” kataku pelan.
Dia terkejut dan mulai tertawa tipis  setelah dengan wajah tegangnya itu.

“ Si penyebab masalah. Hehe~ ” Dia membalas dengan suatu pernyataan yang tidak aku mengerti kembali.
Apa yang dia bicarakan selalu seperti sebuah pernyataan yang rumpang.. Dia berbicara seolah olah dia tahu banyak tentang apa yang sudah di lakukan oleh katsu saat dia baru datang tadi. Aku jadi tergerak untuk berfikir keras lagi agar dapat memecahkan apa yang ingin kasuhi sampaikan kepadaku.

~

Oh—
Suatu relasi erat terjalin jelas di dalam pikiranku.

“ Oh begitu ya, jadi mungkin karena ini pengarahan berjalan cukup lama .” aku berkata sambil memegang pundak kasuhi.
Terlihat wajah kasuhi menunjukan rasa yang tidak terlalu puas dengan apa yang aku bicarakan.

“ EhhhHHH…” Dia cuma mendengung panjang.

“ Iya , maksudku kenapa pengarahan ini berjalan lama karena katsu telat datang di pengarahan ini.”
Kasuhi tetap di wajah yang tidak terlalu puas.

“ Oh seperti itulah.” Dia mengatakan dengan sedikit terpaksa.

“Minggirlah. “
Suara mengejutkan lagi. Suara itu membuat aku dan kasuhi memperhatikan asal datangya suara.
Wajahnya ber expresi datar. Dia tidak pandai dalam menata tatanan bajunya. Badanya agak sedikit tinggi. Dia adalah hanji. Dia juga salah satu bagian kelompok dari bis kami.
Aku melihat hanji membawa sebuah gallon berisi air dengan kedua tanganya sedikit kesulitan.

“ ehh— biarkan aku membantu .“

“ Kau tidak perlu.” Dengan cepat dia menolak bantuanku. Belum sempat aku melepas dekapan tangan ku dari gallon air yang dia bawa. Dia mulai menatapku dengan mata seperti mata yang tidak mempunyai ekspresi kehidupan. Dia melihat seakan akan kau percuma jika membantuku saat ini. Itu tidak berarti.

Sambil menampik dekapan ku dia berdiri serius. 

Dan lalu....

“_-_MU-_  _RA_-_ A_-_-N MAT_ “ 

Hanji mengatakan sesuatu yang sangat jelas namun aku tidak bisa mencernanya dengan benar.
Di telinga ku seperti ada dengungan yang membuatku tuli sementara. Seperti ada yang mempengaruhiku agar aku tidak bisa mendengarkan perkataan itu.
Tiba tiba katsu menarik tangan hanji saat aku sedang kebingungan dengan apa yang sedang terjadi saat ini.
Tapi aku tidak terlalu memikirkan hal itu.
Sikap hanji yang seperti itu sudah sering terjadi semenjak salah satu saudara kandungnya meninggal dunia atas insiden kecelakaan.
Dia berperilaku malas dan juga dingin ke setiap orang.
Itu mungkin wajar karena dia kehilangan saudaranya yang sangat dekat.
Yang aku pikirkan saat ini adalah kasuhi.

Dia mencongakan wajahnya untuk sekilas menatap langit tanpa awan.

“ Kamu sedang apa ? .” aku bertanya untuk kepastian.

Dia memandangku sebentar dan kembali kepandangan awalnya.

“ Hari ini panas ya? Kau juga merasakanya kan.”

“ Ehh— bukankah kita sudah membicarakan hal ini saat tadi .”
Sekarang dia menatapku lagi.

“ Bukankah kamu yang membuka pembicaraan kita Erenda. “ dia berbiacara santai dan tersenyum tipis.

Eh—

Aku memang selalu tidak paham dengan apa yang sedang di bicarakan kasuhi.
Tapi kali ini dia berbicara tanpa memberikan rujuk untuk mengisaratkan perkataanya itu seperti apa.
Maksudku yang dikatakanya saat ini seperti buah semangka yang tumbuh di tangkai tomat.

“ Ehh aku tidak paham kasuhi ? .”

“ Bukankah kita sejak tadi sedang membicarakan tentang pengarahan yang sedang tertunda.
Ya… Dan kamu sendiri yang menyadari hal itu ketika aku sedang gelisah karena sulit mendengarkan.”

Bukankah—

Lalu—

Dia menatap ku dengan wajah yang tidak begitu mengerti.

“ Sepertinya ada yang salah denganmu Erenda. Kamu bisa lihat keadaan sekitarkan ? Semua sudah berjalan menuju bis masing masing. Dan aku tidak mengerti dengan apa yang kamu maksudkan perkataan tertunda itu. “

Eh—

Kenapa?

Mataku berpaling untuk berfikir.

Otaku berputar putar kencang karena kebingungan.

Apa yang aku ingat tidak sesuai dengan fakta yang terjadi saat ini. 
Aku mulai bertanya kepada berapa murid-murid yang lain.

Jawaban mereka sama.

Mereka memadangku seperti aku orang gila yang bertanya sesuatu yang sangat aneh.

Lalu apa yang terjadi barusan apa hanya sebuah bayangan.

Seperti bayangan yang ingin menutupi sesuatu.

Dan aku tidak menyadari sedikit pun apa maksud dari bayangan itu.

Tiba tiba aku mengingat sebuah nama yang pasti tahu kejadian ini.

“Katsu –

“ Hanji –


0 comments:

Post a Comment