Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

Sunday, June 29, 2014

[ sosial ] Rikko dan hadiah ulang tahun yang termanis

Share
[ Awal kesombongan ].

Rikko mempunyai sepeda motor baru dari hadiah ulang tahun pertamanya yang di adakan meriah pada 2 hari yang lalu .

Rikko menyayangi sepeda motor nya jauh seperti dia menyayangi sesosok gadis baru yang datang dan hinggap di dalam kehidupanya.

Karena sikap Rikko juga yang sangat menyayangi sepeda motor nya jauh melebihi teman2 di sekitarnya , dia sering kali menolak ajakan temanya untuk pergi keluar rumah dan menghabiskan waktu untuk bermain bersama . Apalagi ketika ada temanya yang ingin mengendarai maupun meminjam sepeda motornya, dia selalu mengelak dengan alasan harga bensin yang mulai naik tinggi melebihi batas normal penjualan bensin itu sendiri.

Rikko juga kerap sekali menyombong-nyombongkan dirinya dan juga sepeda motornya. Dengan ungkapan ahli berkendara dan mempunyai skill2 yang bagus dalam mengendarai sepeda motornya.



[ Terlontar pedas.]


Banyak taman Rikko yang mulai geram dan benci dengan sikap Rikko yang begitu posessive , sombong-tis dan medit-is jika itu menyangkut tentang sepeda motornya. Hingga pada suatu hari ejekan jelek terlontar dari salah satu  mulut teman Rikko  yang  juga geram dengan sikap Rikko akhir2 ini.

Saat Rikko sedang berada dirumah, Rikko yang sedang duduk2 termenung di depan laptop merek acer miliknya dan juga sedang terkoneksi ke internet secara langsung. Memikirkan perkataan ejekan dari salah satu teman sekelasnya tadi.  
“Apa memang benar aku ini kucing rumahan dengan sepeda motor baru .” pikir Rikko yang sedang mengunggah foto2 sepeda motornya kedalam jejaring sosial facebook.
“ Ahhh! itu mungkin hanya pekikan belaka. Itu hanya ucapan orang yang iri dan dengki kepadaku, hanya karena aku mempunyai sepeda motor baru dan aku pandai mengendarainya. Aku bukanlah kuncing rumahan , aku juga bisa berkendara cepat , aku tidak percaya jika aku seperti itu.” Sambil me logout akun facebook miliknya karena proses pengupload-an foto2nya sudah selesai.



[ Dendam.]

            Hari itu hari minggu, hari minggu adalah hari terfavorit bagi Rikko dan juga sepeda motornya untuk berkeliling menjelajahi bagian2 kota. Rikko berencana untuk pergi ke monumen kebanggaan kota,  dan dia mulai berangkat pukul 07.30 pagi meninggalkan rumahnya dan berpamitan tanpa bersalaman dengan kedua orang tuanya.
            Memang tidak salah Rikko memilih tempat, disini ramai, dan banyak orang mulai berkeliling karena ingin memuaskan dahaganya di pagi hari ini. Alasan yang pasti bagi Rikko  adalah dia bisa memamerkan sepeda motornya ke muka umum dan membuat sebuah guncangan baru di hari2nya yang menyenangkan ini.
            Lama berputar2,  Rikko mulai lelah dan duduk bersandar di salah 1 pohon besar yang baru saja dia lihat. Dia membiarkan sepeda motornya berdiri tegak menutupi sebagian dari tubuhnya yang kecil dan mulai berkeringat.
“Hei kau! Kau yang di facebook itu kan ? .” Terlontar dengan cepat,  setelah suara sepeda motor yang berbunyi keras lalu di matikan secara tiba2.
Sedikit terasa kaget dan coba mengarahkan tubuh ke asal suara yang tadi datang menghantam dari arah samping belakang pohon. “Ada apa ?.” Balas singkat Rikko.
“Kau yang kemarin malam saling membalas komentar ringan tentang foto sepeda motor yang kamu unggah di facebook itu kan!.” Mencoba menjelaskan lagi.
“Dari mana kamu tahu ? Apa kau yang tadi malam ... .” Penasaran dengan sesosok orang yang tiba2 tahu apa yang dilakukan Rikko kemarin malam.
“Tentu saja aku tahu. Aku lihat plat nomer sepeda motor kamu sama dengan foto plat nomer sepeda motor kamu yang kamu unggah kemarin malam . Jadi aku yakin yang kemarin malam pastilah kamu .”
Rikko termenung memikirkan sejenak apa yang sedang terjadi .
“Sudah kamu akui saja ? aku bukanya mau mempermasalahin ini sepeda motor siapa maupun plat nomornya sama atau tidak. Tapi yang aku mau permasalahin adalah omongan kamu yang sok jagoan di komentar facebook kemarin malam. “
“Apalagi melihat judul foto yang kamu unggah di jejaring sosial facebook kemarin itu, terlalu lebay dan berlebihan .”
“Raja kucing yang pandai berlari , alay banget tuh .”
“Memangnya kenapa ? loe mau ap ? .“ Tiba2 meledak mendengar ocehan orang baru saja dilontarkan.
“Woe sob! santai saja kita tidak perlu menyelesaikan ini dengan cara kekerasan ...
“Santai santai kepala lo ada di kaki .“ (Berbicara keras dalam hati).
“Begini saja! Gimana kalau kita balapan ?  Siapa yang bisa sampai di pembatas jalan pertigaan itu duluhan , dialah yang menjadi pemenang .
“Waduh! aku belum pernah balapan sungguhan .” (Berbicara takut dalam hati).
“Gimana sob , buktiin dong omongan kamu yang sok itu di facebook .” Sedikit memancing Rikko yang sedang kebingungan.
“O.. Oke  , gue buktiin .“ Berbicara agak gugup.
            Setelah itu, mereka berduapun balapan. Tentu saja Rikko yang tidak punya pengalaman balapan kalah telak saat mereka berdua memulai pertandingan yang panas dan menegangkan tersebut. Kekalahan telak itu membuat Rikko menanggu malu yang amat dalam di dalam lubuk hatinya ,  merasa tidak bahagia karena hari minggunya yang indah dirusak seseorang yang baru dia kenal kemarin malam. Apalagi, orang itu tadi pulang dengan mulut tersenyum lebar dan tangan menggenggam hape seperti dia ingin menceritakan sesuatu yang sedang terjadi kepada teman2nya, membuat sebuah dendam yang besar terhadap keinginanya yang ingin mengendarai sepeda motor dengn cepat dan kebut2an.
            Mulai saat itu Rikko berubah total . Setiap malam dia selalu menyelinap keluar memakai jaket hitam dan tas yang di penuhi dengan uang 100rb lembaran merah. Sambil mengendarai sepeda motor kencang menuju tengah kota, tempat yang biasanya dia kunjungi. Kebiasaan buruk Rikko itu semakin menjadi2 dan membuat kedua orang tuanya resah dan juga bingung . Hingga akhir nya ibu Rikko datang kerumah salah satu teman Rikko untuk menanyakan apa yang  sebenarnya sedang terjadi terhadap Rikko. Karena  alasan ingin tahu dan upaya menayakan langsung terhadap Rikko yang selalu gagal karena Rikko menutup pembicaraanya dengan alasan belajar kelompok.  Teman Rikko tersebut tentu jelas tidak tahu menau apa yang sedang terjadi dengan sikap Rikko yang akhir2 ini banyak mengalami perubahan .  Namun jelas Rikko berubah semenjak dia mendapat sepeda motor baru dari hadiah ulang tahunya kemarin.
            Mendapat pencerahan seperti itu , kedua orang tua Rikko merasah bertambah resah dan juga bingung . “Sudah mama bilangkan pa, tidak baik membelikan sepeda motor baru ke anak kita yang baru saja menginjak masa SMA nya” Pekik mama Rikko sedikit marah dan kelelahan. “Yah mau gimana lagi , memang mama ada ide untuk mengatasi permasalahan ini.” Jawab papa Rikko singkat.  Pada akhir nya kedua orang tua Rikko memutuskan untuk mencoba membaikot sepeda motor Rikko masuk  ke dalam gudang . Dengan paksaan dan pembaikotan seperti itu , Rikko yang sudah terlanjur terjerumus dan masuk ke dalam dendam dan rasa ke ingin tahuan yang begitu kuat . Memutuskan untuk kabur dan membawa sepeda motornya pergi dari rumah.



[ Ending ]

            “Sudah lima hari tidak ada kabar , juga tanpa surat keterangan .” Beberapa ocehan yang mulai muncul di kelas Rikko ketika Rikko yang hari itu tidak masuk sekolah untuk yang ke 5 harinya dalam satu minggu.
            Tiba2 pintu kelas berdecit kencang, ada seseorang berdasi rapi masuk dengan membawa surat putih mirip surat izin.
 “ Wohhh! guru pembina datang ke kelas .”
“Mungkin, ada hal yang penting yang ingin disampaikan guru pembina hingga membuat dia datang ke kelas ini dengan membawa surat izin.”
            Ternyata benar, guru pembina kelas mengumumkan kabar Rikko yang mengalami kecelakan serius akibat balapan sepeda motor kemarin malam. Dan semua teman satu kelas Rikko di harapkan hadir untuk menjenguk Rikko dan membantu meringan kan beban Rikko.
            Tony yang mendengar ucapan guru pembina tersebut langsung berdiri tegak dan melontarkan pertanyaan serius kepada guru pembina dengan suara lantang dan juga cepat.
“ Apakah Rikko baik2 saja ? .“
“Ya tentu tidak .”
“Hmmm .“ menelan deras air liur yang baru terkumpul di mulutnya mendengar pernyataan guru pembina.
“Jadi Rikko ?.“
“Maksud saya , ya tentu tidak bagi sepeda motor Rikko,  Rikko sendiri baik2 saja, hanya mengalami luka gores dan keseleo di kaki .”
“Allhamdulilah .” ( Teriak tony keras didalam hati )
Bel sekolah berbunyi . Banyak juga murid yang berkumpul untuk berencana menjenguk Rikko. Banyak juga murid yang sudah patungan uang saku untuk membantu membelikan oleh2 terhadap Rikko. Namun ada juga yang langsung pulang karena ada kebutuhan penting  dirumah mereka masing2.
            Sesampainya dirumah sakit dimana Rikko sedang dirawat inap, tony yang dari tadi serius menanyakan keadaan Rikko, mencoba meberobos masuk melewati teman2nya untuk bisa langsung ke barisan depan. Setelah masuk kedalam ruangan Rikko yang baru saja di antar oleh seseorang perawat yang kebetulan lewat. Terlihat sesosok perawat di samping Rikko yang sedang mengecek tensi darah Rikko dan juga kedua orang tua Rikko yang langsung menoleh ke arah2 teman2 Rikko ketika sedang membicarakan sesuatu sambil memegang2i kaki kiri Rikko yang terasa gatal dan agak kaku. Rikko sendiri juga sedang duduk2 termenung menghadap teman2nya yang waktu itu datang menerobos masuk ingin melihat langsung keadaan Rikko yang sebenarnya.
Ada perasaan kaget dan ada juga perasaan senang bercampur jadi satu waktu itu.
            “Rikko,  sory atas perkataan ku waktu itu kepadamu , aku merasa bersalah sudah mengejek mu dengan kata2 ‘ kucing rumahan dengan sepeda motor baru ‘ dengan keras dan tanpa berfikir dahulu akibatnya atas apa yang sudah aku ucapkan .“ suara tony meminta maaf terhadap Rikko yang juga sedang dalam keadaan senang bertemu tony.
            “Sebaliknya , aku sendiri yang mau berterimakasih kepada kamu atas ucapan yang kamu lontarkan waktu itu kepadaku tony, karena jika bukan ejekan itu yang menancap langsung dipiiranku , mungkin aku tidak akan mendapatkan pengalaman berharga yang seperti ini.
“Dan juga untuk kalian teman2 ku, aku minta maaf atas ucapan dan sikapku yang mungkin membuat kalian sakit hati atau pun benci kedapaku . “
“Tentu saja Rikko . “
“Tenang ...! “
“Sippp . . . ”
Dan masih banya lagi celotehan teman2 sekelas Rikko.
Kedua orang tua Rikko pun berdiri menghapiri Rikko yang baru saja tersenyum melihat celotehan teman2nya. “Ternyata tidak ada salahnya juga membelikan sepeda motor baru untuk Rikko anak kita ini. Kini dia mempelajari suatu pengalaman baru yang berharga yang bisa dia jadikan acuan di masa depan .” Bisik ayah Rikko sambil memluk Rikko dan ibu Rikko.

0 comments:

Post a Comment